Selasa, 07 Desember 2010

Black Ring “The Lost Story of Deli Kingdom Part 1”

Disclaimer:
kisah ini merupakan kisah fiksi di dunia nyata dan merupakan kisah nyata di dunia fiksi.
Cerita ini tidak sesungguhnya terjadi di dalam sejarah, sehingga jika anda bertanya atau mencari tentang cerita yang hilang ini, tak akan ketemu...
Cause that stories just lost in my mind and I found it in my mind too...
kalau ceritanya ngak enak, jangan dihina yaw..
So, have a nice reading.. ^^


<-- azul creator production -->



Pukul 23.16 Sebuah mobil honda jazz putih melesat membelah hujan di kesunyian malam kota itu. Sesosok gadis cantik terlihat fokus memegang kemudi. Ya, gadis itu adalah Eliza, seorang gadis berdarah chinese berumur 19 tahun terlihat panik karena saat ini, kaki dan tangannya terikat erat, sedang mulutnya tertutup oleh lakban ditambah lagi pipinya masih mengeluarkan darah. Nah loh... bukan kah ia sedang menyetir? Benar, tapi itu beberapa saat yang lalu sebelum tiga orang pria bertubuh kekar membentangkan dua duah batang pohon pisang di tengah jalan membuat dara berwajah putih itu terlihat semakin putih karena pucat.
Satu diantara ketiga pria itu mengetuk kaca mobil Eliza dengan wajah sadis, tapi karena sang pengemudi tak mengindahkan ketukan tersebut, maka pria berpakaian lusuh dan bergigi tonggos itu menghantamkan batu yang cukup besar ke kaca, tepat di samping Eliza. Alhasil serpihan kaca itu menggores pipi kanannya.
Elizza sempat memberontak dan menjerit berharap ada orang mendengar, tapi itu semua sia sia, jam segini di jalan tol L.pakam – Medan memang sunyi, bahkan sangat jarang ada orang yang melintas di atas jam 11 malam. Maman, pria berusia 39 tahun dengan kumis tebal dan bekas sabetan golok di wajahnya (mungkin hasil dari perkelahian antar partai) berjalan menuju arah pintu mobil yang telah dibuka oleh si gigi tonggos tadi, maman adalah bos dari kelompok pria ini, terlihat dari agus si gigi tonggos yang enggan masuk ke mobil dan membiarkan maman, padahal dia yang membuka pintu.
Pisau berukuran hapir mencapai 30 cm diarahkan ke wajah Eliza yang meringkuk di kursi depan.

“kalian mau apa? Uang? Ini semua uang ku, ambillah asal jangan sakiti aku.”

mata gadis itu terlihat berkaca kaca.

“hahahahahhahahaha” gelak tawa dari maman dkk melihat gadis yang terlihat sudah takluk pada mereka. Maman semakin masuk kedalam dan duduk di kursi supir, diikuti kedua anak buahnya.

Jazz itu pun kembali melesat di hening nya jalan. Sementara di dalam mobil, agus dan suhar terlihat kesulitan mengikat kaki dan tangan si gadis, refleks karena geram, suhar menampar pipi Eliza dengan keras mengakibatkan pemilik pipi itu jatuh pingsan.
Pukul 00.11 sebuah pintu gudang terbuka lebar dan berselang beberapa saat masuklah jazz putih kedalam gudang itu. Dua orang anak buah Maman membopong tubuh mungil Eliza dan membaringkannya diatas tumpukan kardus bekas, sementara maman sediri sedang membongkar tas milik Eliza dan mengambil semua barang berharga termasuk handphone miliknya.
Perlahan Eliza mulai tersadar dan tersentak kaget mendapati tubuhnya terikat erat, ia meraung dan menjerit, tapi sia sia mulutnya masih terkunci rapat. Agus mendekat ke Eliza dan hendak menelanjangi gadis itu sampai terdegar petir keras sampai membuat si tonggos itu sekilas menoleh ke arah jendela, dan kembali memandang Eliza, lebih tepatnya hanya pakaian Eliza. Nah loh??? si tonggos terjungkal ke belakang dan berteriak sampai pingsan.



<-- azul creator production -->



Pukul 08.45 perumahan elit Citra Garden. Seorang gadis chinese berbaring di dalam kamar tidurnya tanpa ada sehelai benang pun yang membalut tubuh putih miliknya. Dia Eliza, terbangun dan mulai memflashback kejadian – kejadian yang menimpanya tadi malam. Ah, mungkin hanya mimpi, itu yang ada di pikirannya saat ini. Tapi kemana semua pakaiannya? Dan kenapa pipinya berdarah? Pertanyaan yang sama terbesit di benaknya kembali. Dan itu tidak mungkin mimpi, tapi bagaimana aku bisa berada di kamar ku? Mungkin kah seorang malaikat telah menolong ku? Beribu pertanyaan kini singgah di pikirannya.
Hari ini mata ada mata kuliah tambahan untuknya, tak ada kendaraan, tak ada handphone, situasi ini kian menyulitkan baginya. Terpaksa angkutan umum adalah pilihan teakhir.
Pukul 16.00 seluruh mata kuliah telah usai. Sore ini ia berencana ke shorum honda mengurus masalah kehilangan mobilnya, karena masih tanggung jawab asuransi, maka ia pun mendapatkan mobil honda jazz baru dengan syarat seluruh cicilan nya kembalo nol. Tak masalah baginya karna masih tiga kali dia membayar cicilan mobilnya itu.
18.35 dengan menaiki mobil barunya, ia pacu jazz putih itu hingga berhenti di pelataran parkir yuki simpang raya. Dari lantai 3 ia dapat melihat dengan jelas kolam raya, tempat dimana seluruh kejadian yang melukai hatinya terjadi.
Dari kejauhan ia melihat mobil jaguar hitam berhenti tepat di depan mesjid raya medan. Walau dari jarak tersebut, Eliza sangat kenal dengan mobil itu. Alfin, mantan pacar yang mutusin dia di tempat yang sama dimana mobil itu berhenti. Terlihat seorang gadis masuk ke jaguar hitam milik Alfin membakar hati Eliza semakin parah.
Sesaat ia teringat pada cincin hitam keemasan terbuat dari emas murni yang ia temukan beberapa saat lalu. Di pena itu tertulis “fikirkan seseorang yang yang kamu inginkan kematiannya, maka ia akan mati”. Dengan keyakinan yang hampir nol, gadis itu menutup mata mencoba memikirkan alfin wirayuda dan sangat menginginkan pria yang telah menyakiti hatinya ini mati, dan setelah itu ia membuka matanya.


<-- azul creator production -->


pukul 18.00 Eliza keluar dari kantor bupati L.pakam. Dia berada di sana untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Sore ini hujan begitu lebatnya sehingga dara manis itu termenung di depan kantor. Karena perut yang semamin lapar, mau tak mau dia harus berlari ke parkiran.
Tepat di samping mobilnya ada sesuatu yang begitu mencolok perhatiannya, sebuah cincin hitam keemasan, bentuknya unik. Tanpa pikir panjang karna masih hujan, diambilnya cincin itu, dan bergegas memacu mobilnya ke tempat makan terdekat. Sambil makan, Eliza mengambil cincin yang ditemukannya tadi dan dia mendapati cincin itu kering sama sekali tak ada bekas air maupun lumpur, padahal cincin itu ditemukannya di tanah dan sudah pasti akan kena lumpur.
Perhatiannya kini tertuju pada tulisan yang melingkar di cincin tersebut yang mengatakan “fikirkan seseorang yang yang kamu inginkan kematiannya, maka ia akan mati”.
Eliza tersenyum senyum sendiri melihat tulisan itu. Iseng iseng ia mencoba memikirkan sebuah nama. Karena bingung tak ada yang ia kenali di sini, muncul sebuah ide di pikirannya melihat ke arah televisi, disana sedang ada konser onair artis anang.
Tak ada yang terjadi setelah ia memikirkan anang dan menginginkan kematiannya membuat bibir mungil itu kembali tersenyum karena kebodohannya telah percaya pada tulisan di cincin itu. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.23.
Eliza pulang ke medan menggunakan jazz putihnya melewati jalan tol L.pakam – Medan.


<-- azul creator production -->


Masih sedikit tertawa dan tak percaya, ia kaget setengah mati melihat ke arah truk angkut tanah yang berada di jalan. Bukan karena truk itu dia kaget, melainkan mobil jaguar hitam milik alfin, mantan pacarnya secara mengenaskan di tabrak oleh truk besar tersebut, dan dapat dipastikan pengemudi dan penumpang di dalam mobil itu tewas.
Orang orang yang berada di lantai tiga berdesakan melihat kearah luar ingin tahu kejadian di bawah.

“menyenangkan bukan?” suara seorang pria membangunkan Eliza dari keterkejutannya.
“maksudmu?” tanya Eliza bingung.
“yeah, cincin itu...
menyenangkan bukan bisa menjadi eksekutor atau sebut sajalah dewa kematian terhadap orang – orang yang kamu benci” ujar pria itu.
“siapa kamu? Tau darimana tentang cincin ini?” tandas Eliza.
“oh, ia.. hampir lupa, panggil saja aku Ardy. Kamu Eliza kan?”.

Sebuah senyuman tersirat di wajah pria tampan yang umurnya hampir sama dengan Eliza, hanya saja pria itu orang pribumi.

“hah? Bagaimana kau tau nama ku?”
“masih ingat kejadian malam hari di jalan tol? Dan di dalam gudang itu, kamu pikir siapa yang nolong kamu? Malaikat?” Kembali pria itu mengingatkan Eliza akan kejadian yang teramat buruk yang ia alami malam itu.

“jadi..”
“yup, aku yang nolong dan bawa kamu ke rumah...
tentang cincin itu, mungkin kamu masih bertanya – tanya kenapa aku bisa tau, kenapa orang yang ada di bawah sana mati setelah kamu memikirkannya dan menginginkan kematiannya...
yea, sebut saja aku penjaga cincin itu, dan dari ratusan orang yang ada di sini, hanya
kamu yang dapat berbicara bahkan hanya kamu yang bisa liat aku.”

ujar pria itu dan seakan telah menjawab seluruh pertanyaan yang selama ini hinggap di pikirannya. Tapi, tapi masih ada satu pertanyaan lagi yang masih mengganjal di benaknya. Mengapa pada saat ia terbangun dia tidak mengenakan apa pun?.

“ok ok, I know what's in your mind now Eliza, I can't bring more, I just can bring your body, it's the weakness of my power”.

Dengan wajah cemberut, ia menatap tajam pada pria yang berdiri di depannya ini, pria pertama yang melihat tubuh telanjangnya. Tapi di sisi lain, Eliza sangat berterima kasih pada pria ini.



<-- To be continue -->

0 komentar:

Posting Komentar