Jumat, 04 Desember 2009

Tulisanku

biarkan mata ku sebening mata awan
yang hanya bisa menangis mencurahkan air mata hujan,

seperti udara yang segar
berenang di permukaan sungai,

langit pun berkaca kepadanya,

dia berjalan, tetap berjalan
dan terus berjalan
tapi sungai itu tetap berada di sana,

senantiasa di sana.

0 komentar:

Posting Komentar